Pages

Wednesday 5 August 2015

Interpretasi Isi Teks Anekdot

Interpretasi menurut KUBI adalah tafsiran. Tafsiran yang mendalam diperlukan untuk bisa memahami dan memaknai pelajaran atau menangkap kandungan hikmah di dalam cerita teks anekdot.
Tahap-tahap pemaknaan teks sebagai berikut.
1.  Membaca secara keseluruhan teks anekdot.
2.  Memahami tema, alur, tokoh, dan latar cerita.
     Tema adalah pokok cerita atau dasar pemikiran.
     Alur adalah rangkaian peristiwa.
     Tokoh adalah partisipan yang terlibat.
     Latar adalah tempat terjadinya peristiwa. Latar ada tiga macam yaitu latar tempat, latar waktu, 
     dan latar budaya
3. Menangkap unsur lucu/konyol/jengkel.
4. Menangkap kalimat sindiran/amanat.

Bacalah teks anekdot dibawah ini!
Di sebuah desa, hiduplah seorang janda dengan anaknya. Hari ini tidak ada kepulan asap di dapur. Hasan sangat lapar. Ia pun pergi dari rumah, siapa tahu ada orang yang berbelas kasihan terhadapnya dengan memberi makan kapadnya. Namun, tak seorang pun yang belas kasih kepadanya. Akhirnya, Hasan punya akal panjang yaitu mencuri buah durian milik tetangga yang kikir itu. Dia pulang ke rumah membawa sebuah durian.
Ibu-nya pun senang melihat kedatangan anaknya yang membawa makanan. Ibunya pun memuji tindakan Hasan.
“Lain kali lebih banyak, ya, Nak! Tidak hanya satu!“ kata ibunya dengan polos.
Hari ini cuaca lebih cerah. Hasan pun pergi ke kebun. Diambilnya dua buah durian. Tapi naas bagi Hasan, warga sudah menghadangnya. Hasan di hakimi oleh massa.
“Ini bukan keinginan saya, tapi keinginan ibuku.” Hasan menjerit kesakitan. Ibunya hanya diam.
“Bagaimana warga, apakah kita lanjutkan hukuman ini!” kata kepala kampung
“Lanjut, hajar dia, sampai dia kapok!” seru warga
Ibunya hanya bisa melihat anak yang malang itu dihakimi massa.
Setelah warga puas melampiaskan amarah dan meninggalkannya, ibunya datang memeluknya. Tapi Hasan malah memukul ibunya. Ibunya jatuh tersungkur di tanah. “Kenapa ibu dulu tidak memarahiku ketika aku mencuri pertamakali. Sekarang jadi seperti ini. Ya Allah, hukumlah Ibu yang tidak menyayangi anaknya!” rintih Hasan.

Mari Interpretasikan!
Setelah kita membaca dengan cermat, teks anekdot di atas memiliki tema main hakim, berlatar di desa dengan latar sosial kehidupan si miskin dan si kaya. Cerita tersebut diperankan oleh Hasan dan ibunya (orang miskin), orang kaya, dan warga. Penyebab konflik cerita di atas adalah kelaparan karena tidak punya makanan yang bisa dimakan.
Dari uraian di atas bisa diambil makna bahwa teks anekdot tersebut memiliki beberapa makna sebagai berikut.
1. Orang kaya yang tidak peduli terhadap orang miskin.
2. Ibu yang tidak menasehati anaknya ketika anaknya melakukan kesalahan.
3. Warga yang main hakim sendiri.

Makna Kata, Istilah dan Ungkapan dalam Teks Anekdot

Sebelumnya, kalian sudah mengetahui bagaimana menginterpretasi teks anekdot. Dalam interpretasi, kita harus menyimak teks dengan saksama. Kita harus mengerti makna dari setiap kalimat dan hubungan di antara kalimat yang membangunnya. Interpretasi yang utuh dihasilkan dari pemaknaan yang utuh terhadap teks. Selanjutnya, sebagai pendalaman dari interpretasi, kita akan belajar tentang makna kata, istilah, dan ungkapan. Ketiga hal tersebut penting untuk diketahui dalam pemaknaan teks anekdot.

Makna kata
Makna kata terdiri dari makna denotasi dan makna konotasi. Makna denotasi dapat kita temukan dalam kamus bahasa. Namun, makna konotasi tidak dapat ditemukan dalam kamus bahasa. Makna konotasi adalah makna yang berdasarkan pada latar belakang emosi tertentu.
Perhatikan perbedaannya!
1. Pak Kamil memelihara 5 kambing hitam.
2. Dia merasa sudah dijadikan kambing hitam dalam peristiwa kebakaran semalam.
Kata kambing hitam pada kalimat pertama bermakna denotasi yang artinya kambing yang berwarna hitam.
Kata kambing hitam dalam kalimat kedua bermakna konotasi yaitu dipersalahkan atau dijadikan tumpuan kesalahan.

Istilah
Istilah dalam bahasa Indonesia adalah kata yang merujuk pada konsep yang khas dari bidang tertentu.
Contoh istilah:
Benalu artinya tanaman yang menempel pada tanaman lain dan mengambil makanan dari tanaman yang dijadikan inangnya.
Suku cadang artinya komponen kendaraan yang dicadangkan untuk perbaikan kerusakan.

Ungkapan
Ungkapan adalah gabungan kata yang menghasilkan makna baru.
Contoh
1.  Tangan besi artinya memerintah dengan keras
2.  Bertangan dingin artinya selalu berhasil dalam melakukan sesuatu
3.  Naik kuda hijau artinya dalam keadaan mabuk
Setelah mengetahui tentang makna kata, istilah, dan ungkapan. Perhatikanlah contoh anekdot berikut ini!
Di sebuah desa kecil. Banyak orang kehilangan ayam. Setiap malam mereka selalu berjaga untuk menangkap pencuri ayam. Tapi suatu hari, ada warga yang melihat tetangganya sedang mengurung ayam miliknya.
Pemilik ayam : Kau pencuri, ya?
Tetangga : Aku tidak mencuri ayammu. Ayammu yang datang kepadaku. Ayammu selalu buang kotoran di teras saya. Ayam siapa pun yang mengganggu kenyamananku, pasti akan saya kurung dan kujual.
Pemilik ayam: Padahal, saya sudah peringatkan kepada ayam-ayamku, jangan buang kotoran di teras tetangga kita. Bertelorlah di sana, pasti tetangga kita akan senang. Tapi ayam-ayamku tidak ada yang mau mendengar. Ternyata ayamku hilang ditangkap oleh serigala berbulu domba. Saya kira dicuri maling.

Dalam teks di atas terdapat kelompok kata serigala berbulu domba. Kelompok kata itu memiliki makna kelihatannya orang baik-baik tetapi memiliki perangai yang buruk.
Makna kelompok kata sesuai dengan teks anekdot di atas adalah tetangga yang selama ini dikenalnya baik tetapi ternyata jahat. Tetangga itu menyembunyikan dan menjual setiap ayam yang masuk ke halamannya.

Kita harus memaknai setiap kata, istilah, dan ungkapan secara utuh dalam konteks kalimat sehingga jelas pengertian dan maksudnya .Istilah dapat bermakna denotasi atau konotasi sesuai dengan konteks kalimatnya.

No comments:

Post a Comment