Pages

Wednesday 31 August 2016

Hasil Pengindraan Jauh

Pengidraan jauh merupakan salah satu cara yang dapat kita gunakan untuk melihat suatu obyek yang jauh, dan hasil dari pengindraan jauh adalah citra. Untuk lebih memahami mengenai hasil pengindraan jauh mari kita simak pembahasan berikut ini.

Proses pengindraan jauh memberikan keluaran atau hasil yang disebut citra, yaitu gambaran yang tampak dari suatu obyek yang sedang diamati sebagai hasil liputan atau rekaman oleh suatu alat pemantau. Kelengkapan informasi yang disajikan pada citra pengindraan jauh merupakan daya tarik tersendiri bagi para ilmuwan dan peneliti dari berbagai bidang keahlian untuk dapat memanfaatkan secara sendiri (monodispliner) atau gabungan beberapa bidang (multidispliner). Jika dibandingkan dengan survei lapangan, pengindraan jarak jauh jelas lebih unggul dan bermanfaat bagi pengkajian dan pengelolaan wilayah atau sumber daya alam. Survei lapangan memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan pengindraan jarak jauh. Selain itu, data yang dihasilkan pengindraan jauh lebih valid.

Beberapa keistimewaan citra pengindraan jauh dapat dirinci sebagai berikut:
  • Menyajikan gambaran obyek secara lengkap dengan kenampakan yang nyata sesuai keadaan di lapangan.
  • Waktu pembuatan relatif cepat.
  • Biaya relatif murah dibandingkan pengukuran langsung di lapangan.
  • Dapat digunakan untuk memonitor obyek lapangan, seperti informasi banjir, gempa bumi, kebakaran hutan, dan bencana alam lainnya.
  • Lebih sesuai digunakan untuk daerah yang sarana perhubungannya kurang baik dan sulit untuk dijangkau, seperti hutan, pegunungan, atau daerah rawa.

Secara umum, citra yang dihasilkan pengindraan jauh dapat dibedakan atas:
1)  Citra Foto 
    Dalam pengindraan jauh, citra foto sering disebut dengan ‘foto udara’ atau ‘potret udara’. Citra foto dapat dibedakan berdasarkan:

Pertama, Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan
Penggunaan spektrum elektromagnetik dapat menghasilakan foto yang berbeda-beda, yakni:

Foto ultraviolet, merupakan foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet. Spektrum yang dapat digunakan untuk pemotretan saat ini adalah spektrum ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer.
Foto ortokromatik, dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru (0,4 - 0.5 mikrometer) hingga saluran hijau (0.56 mikrometer). Foto ini dapat digunakan untuk mendeteksi dasar perairan untuk kegiatan pelayaran.
Foto pankromatik, dibuat dengan menggunakan seluruh spektrum tampak mata, mulai dari warna merah hingga ungu. Foto pankromatik baik untuk mendeteksi pencemaran air, kerusakan akibat banjir maupun penyebaran air tanah dan air permukaan. 
Foto inframerah asli (true infrared photo)
Dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat (0,9 - 1,2 mikrometer). Foto inframerah asli baik untuk mendeteksi berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman yang sehat atau yang sakit.
Foto inframerah berwarna
Disebut juga foto berwarna semu. Filmnya dikembangkan untuk kepentingan militer (camouflage detection film).
Foto inframerah modifikasi
Menggunakan spektrum inframerah dekat dan sebagian spektrum tampak (0,7 - 0,9 mikrometer), ditambah saluran hijau dan merah.

Kedua, Sumbu Kamera
Foto udara dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi sebagai berikut:
Foto vertikal, apabila sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi termasuk apabila sumbu kamera condong 1°-4°.
Foto condong, apabila sumbu kamera menyudut 10° terhadap permukaan bumi. Foto condong masih dibedakan lagi menjadi foto agak condong (low oblique photograph) yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada foto, serta foto sangat condong (high oblique photograph) yakni jika pada foto tampak cakrawalanya.

Ketiga, Warna yang Digunakan
Foto berwarna semu (false colour), warna obyek tidak sama dengan warna foto. Misalnya, vegetasi yang berwarna hijau, akan tampak merah pada foto.
Foto warna asli (true colour), obyek yang terekam pada foto akan menampakan warna sama dengan aslinya.

Keempat, Sistem Wahana
Foto udara, yakni foto yang direkam dari pesawat atau balon udara. 
Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang direkam melalui satelit yang mengelilingi bumi.

2)  Citra Non-Foto
   Citra non-foto merupakan citra yang direkam melalui sensor bukan kamera. Citra ini dapat dibedakan berdasarkan:
a) Sensor
    Berdasarkan sensor yang digunakan citra non-foto terbagi atas:
    • Citra Tunggal, sensor yang digunakan pada citra ini adalah sensor tunggal dengan saluran lebar.
   • Citra Multi Spektral, sensor yang digunakan pada citra ini adalah sensor jamak multisaluran dengan saluran sempit.

b) Wahana
     Berdasarkan wahana yang digunakan, citra non-foto dapat dibedakan atas:
     • Citra Dirgantara (Airborne Image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara). 
     • Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra ini dibedakan lagi atas penggunaannya, yaitu citra satelit untuk pengindraan planet, citra satelit untuk pengindraan cuaca, citra satelit untuk pengindraan sumber daya bumi, serta citra satelit untuk pengindraan laut.

RANGKUMAN
  1. Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumber daya alam dan lingkungan.
  2. Karakteristik yang tergambar pada citra dan digunakan untuk mengenali objek disebut unsur interpretasi citra yang meliputi: rona/warna, ukuran, bentuk, pola, tekstur, bayangan, situs, asosiasi, dan konvergensi bukti.


No comments:

Post a Comment